1.

by - 18.4.18


Ajari orang buta tentang matahari dengan hangatnya bukan dengan terangnya. –Salim Affilah

Tidak selalu harus menjadi guru di sekolah untuk mengajar dan mengajari. Tidak melulu harus bicara di depan orang banyak untuk bisa menjadi guru. Saya ingin lewat jalan ini saja, melalui deretan kata yang saya pilih. Saya ingin menggurui diri saya yang terkadang buta dan sengaja buta. Menggurui diri yang buta dengan rasa. Memaksa merasa bukan hanya melihat dengan indera. Meminta diri sabar dan syukur yang kadang luput.

Buta rasa menghilangkan empati di hati. Biasanya manusia menjelma jadi mahluk logika. Segalanya masuk ke pikiran dibumbui nafsu diri menjadi buta. Meski rasa hadir pun, kumpulan akal-logika mengiringi. Mereka kadang tak cukup kuat melawan dominannya diri ini menolak kebenaran. Kehadiran gerombolan kata yang tersusun rapi bisa menjadi satu jalan agar rasa hadir.
Sebagai manusia yang sering alfa, saya mencoba membuat sesuatu lebih abadi dengan kata yang disusun. Deretan huruf menjadi pengingat ketika terlupa. Kadang berhasil memaksa bahwa yang terpenting tak selalu terindera.
Meminta diri untuk tertunduk sabar dan syukur. Melengkapi kenangan dengan diksi agar menjadi indah. Dengan menjelma menjadi kata membuat refleksi yang lalu lebih menjadi lebih terang dibanding gambar di memori.

Saya mencari guru yang tepat dari dalam diri saya sendiri. Agar dengan hangatnya yang buta bisa mendeskripsikan matahari karena ia tak dapat melihat gelap. Dan bahwa orang yang paling baik adalah yang paling banyak manfaatnya. Jika ini bermanfaat untuk orang lain maka saya hanya berucap Alhamdulillah.

You May Also Like

0 comments