Ajari orang buta tentang matahari dengan hangatnya bukan dengan terangnya.
–Salim Affilah
Tidak selalu harus menjadi guru di sekolah untuk mengajar dan mengajari.
Tidak melulu harus bicara di depan orang banyak untuk bisa menjadi guru. Saya
ingin lewat jalan ini saja, melalui deretan kata yang saya pilih. Saya ingin
menggurui diri saya yang terkadang buta dan sengaja buta. Menggurui diri yang
buta dengan rasa. Memaksa merasa bukan hanya melihat dengan indera. Meminta
diri sabar dan syukur yang kadang luput.
Buta rasa menghilangkan empati di hati. Biasanya manusia menjelma jadi mahluk
logika. Segalanya masuk ke pikiran dibumbui nafsu diri menjadi buta. Meski rasa
hadir pun, kumpulan akal-logika mengiringi. Mereka kadang tak cukup kuat
melawan dominannya diri ini menolak kebenaran. Kehadiran gerombolan kata yang
tersusun rapi bisa menjadi satu jalan agar rasa hadir.
Sebagai manusia yang sering alfa, saya mencoba membuat sesuatu lebih abadi
dengan kata yang disusun. Deretan huruf menjadi pengingat ketika terlupa.
Kadang berhasil memaksa bahwa yang terpenting tak selalu terindera.
Meminta diri untuk tertunduk sabar dan syukur. Melengkapi kenangan dengan
diksi agar menjadi indah. Dengan menjelma menjadi kata membuat refleksi yang
lalu lebih menjadi lebih terang dibanding gambar di memori.
Saya mencari guru yang tepat dari dalam diri saya sendiri. Agar dengan
hangatnya yang buta bisa mendeskripsikan matahari karena ia tak dapat melihat
gelap. Dan bahwa orang yang paling baik adalah yang paling banyak manfaatnya. Jika
ini bermanfaat untuk orang lain maka saya hanya berucap Alhamdulillah.
0 comments