Hai Malam
Aku: Hai malam
Malam: Hai ada apa?
Aku: Bolehkah aku menyapamu tanpa alasan?
Malam: Tentu :) aku tak bisa melihatmu dari atas sini tapi aku bisa mendengarmu
Aku: Ya hanya mendengar, suara kadang tak cukup mengartikan
Malam: Kalau begitu tulislah dan kirim kepadaku. Akan kulihat deretan kata sambil membayangkanmu
Aku: Sudah banyak tulisan ku berterbangan di atas sana bukan?
Malam: Aku ingin tulisan yang bisa cukup mengartikanmu.
Aku: Seperti apa?
Malam: Seperti siang yang meski tak pernah bertemu sang malam tapi tetap bergandengan
Aku: Aku tak mau diartikan siang. Aku mau sore hari karena ia lebih dekat denganmu.
Malam: Kau tak perlu lebih dekat denganku untuk tetap bergandengan. Aku akan selalu berlari mengejarmu. Setelah siang malam selalu datang kan?
Aku: Sudahlah, aku lelah dan hanya ingin melihatmu tanpa suara dan tulisan. Bukankah kau telah berjanji turun kemari dan biarkan kita saling memandang tanpa menyentuh.
Malam: Aku sangat ingin menyapamu lewat mataku. Tapi..
Aku: Apa?
Malam: Aku takut aku akan menyentuhmu karena aku tak akan pernah merasa cukup dengan indahmu. Aku sangat ingin memegang tanganmu dan merasakan hangatnya. Tapi itu berarti sengsara bagimu seumur hidup.
Aku: Tapi aku benci sendiri disini. Tak bisakah kau melihatku tanpa membuatku jadi menderita?
Malam: Maaf. Dengan hanya suaraku saja membuatmu gelap apalagi dengan melihatku.
Aku: Aku akan membuatmu melihatmu dengan cahaya. Cahaya yang melindungiku dari gelapnya kau
Malam: Aku punya banyak gelap yang akan mengalahkan cahayamu. Biarkan aku mengagumimu dari jauh. Biarkan aku memelukmu dengan doa yang bersuara.
Aku: ......
Aku: Aku akan membuatmu melihatmu dengan cahaya. Cahaya yang melindungiku dari gelapnya kau
Malam: Aku punya banyak gelap yang akan mengalahkan cahayamu. Biarkan aku mengagumimu dari jauh. Biarkan aku memelukmu dengan doa yang bersuara.
Aku: ......
0 comments