Everything at once

by - 8.11.16

Sudah sangat lama tidak menemukan inspirasi tulisan dari lagu. Biasa sekali sepertinya saat menemukan lagu yang cocok dengan kondisi kita langsung jadi lagu favorite. Saya sedikit berbeda karena jaman dahulu selalu suka lagu-lagunya penyanyi australian ini. Jaman awal-awal kuliah di Fisip lagu-lagu dia yang sering menemani waktu begadang mengerjakan tugas makalah yang dikebut menjelang deadline. Musiknya anak gadis beranjak dewasa banget, mau lagu sedih, lagu bahagia, lagu motivasi selalu ceria dan pas di telinga saya. Sampai pada hari ini di depan laptop dengan sekotak susu dingin rasa strawberry sehabis hujan (apa sih) dengan miris saya melihat tulisan yang menumpuk di draft blog. Tadinya saya mau menyalahkan kejutan hidup yang datang bersamaan tapi saya tahu itu hanya alasan pembenaran agar saya merasa lega membiarkan tulisan tanpa titik.

Jadi inilah lagu yang menginspirasi tulisan ini: Everything at Once - Lenka

Kata-kata nah ini yang pertama terlontar dari dalam hati saat dengar lagu ini lagi. Berada pada kondisi dikasih sama Allah everything at once membuat saya ingin menjadi everything at once dengan sempurna. 
Dasarnya manusia, saya lagi ngerasa hectic saat dikasih sama Allah everything at once. Kadang suka ketakutan sendiri yang tadinya ingin menjadi everything malah jadi nothing. Sekarang giliran saya menjadi everything tanpa anxiety berlebihan gara-gara perasaan nothing. Saya cuman ingin jadi yang hamba yang baik, anak yang baik, adik yang baik, partner yang baik, sahabat yang baik, dan warga negara yang baik. Saya tidak ingin memilih salah satunya saja dan memang tidak bisa. Hal ini memang terdengar perfeksionis. Saya melihatnya sebagai perfeksionis yang baik selama bisa menjaga niat baik dan membagi pikiran.
Tapi selalu inget pas mau ngeluh bersyukur-bersyukur dulu yang minta ini siapa? aku iyah aku.

You May Also Like

0 comments