Review Beasiswa Unggulan BPKLN Kemendiknas

by - 13.3.16

Saya akan memulai tulisan ini dengan ucapan Alhamdulillah karena melalui Beasiswa Unggulan (BU) inilah Allah memberikan jalan-Nya untuk bisa sampai di hari ini dan bahkan sempat menginjakan kaki ke belahan bumi-Nya yang lain. Tidak hanya sekedar menginjakan kaki tapi juga diberikan kesempatan untuk belajar hidup dan belajar ilmu dengan  perspektif lain. Baru sadar kalau proses belajar tahap ini harus segera berakhir ketika ada Evaluasi Beasiswa Unggulan di 25 Februari 2016 lalu di kampus. Jadi teringat saat-saat susahnya belajar karena harus sekalian belajar sehat, belajar memaafkan, dan belajar bangkit lagi #tsahhhh. Sekarang tulisan ini bagian dari rasa syukur. hhoho. 

Saya menjadi penerima Beasiswa Unggulan dari bulan Juli 2013 hingga proses wisuda bulan Mei 2016. Saya menjadi bagian keluarga BU yang apply-nya melalui Universitas Padjadjaran. Jadi dari pendaftaran, tes, pencairan dana, hingga evaluasi dilakukan melalui Unpad. Keuntungannya adalah semua prosesnya tidak terlalu ribet karena dibantuin dari pihak kampus untuk mengurusnya. Saya banyak mendapatkan arahan juga dari kampus soal beasiswa ini.   

Ok, langusng masuk jumlah beasiswa yang diterima (penting). Jumlah beasiswa yang diterima dari Beasiswa Unggulan Alhamdulillah cukup untuk memenuhi semua biaya yang diperlukan walaupun memang jumlahnya tidak sebesar beasiswa lain misalnya beasiswa yang berasal dari Kemenkeu itu. hheheu. Supaya lebih mudah review-nya saya bagi dua yaa penjelasannya. Terlebih dahulu saya jelaskan biaya-biaya yang dicover. Oleh karena saya mengikuti program Double Degree antara Unpad dan University of Twente, ada perbedaan penerimaan beasiswa ketika di Unpad dan di Twente. 




Unpad
Twente
Tuition Fee
v
v
Living Cost
x
v
Research Cost
v
v
Book Cost
x
x
Visa Cost
x
v
Ket: v = dicover x=tidak dicover

Jadi living cost hanya dicover selama masa studi di Belanda. Khusus untuk research cost bukan berarti mendapat dua kali, saya hanya mendapat satu kali pembiayaan untuk dua penelitian tesis. Persyaratan mendapatkan research cost adalah ketika sudah menyelesaikan Revisi Seminar Usulan Penelitian di Unpad tanpa ada syarat apapun untuk penelitian di Twente. Berikut ini rincian biayanya:

1. Universitas Padjadjaran
Tuition fee di Unpad persemesternya mencapai 11 juta rupiah. Dengan masa kuliah yang lumayan panjang, saya tidak pernah mengetahui kapan harus membayar biaya semesteran ini karena BU secara langsung membayar ke Unpad. Saya tidak pernah mendapatkan komplain dari kampus mengenai keterlambatan pembayaran biaya semesteran ini. Saya asumsikan karena saya apply BU melalui Unpad jadi yang berhubungan langsung dengan segala permasalahan pembiayaan langsung dihandle pihak kampus dan BU. Untuk biaya penelitian per mahasiswanya mendapatkan 2 juta rupiah. Jumlahnya sama semua untuk mahasiswa yang harus melakukan tes laboratorium ataupun survey sosial. 

2. University of Twente
Tuition fee di program yang saya ikutin di Twente adalah 9500 euro, jumlah ini sesudah pemotongan biaya karena saya masuk melalui program Double Degree. Meskipun uang yang saya terima dari BU tetap melalui Unpad namun disini saya dan Unpad mengatur sendiri post-post biayanya karena tuition fee yang didapatkan dari BU kurang dari 9500 euro. Jadi berdasarkan arahan dari TU Unpad saya harus menambal kekurangan tersebut dengan mengambil dari dana untuk living cost. Dana untuk tuition fee yang didapat dari BU hanya sekitar 8700-8900. Jadi kekurangannya 600-700 euro. Tenang saja, karena living costnya tetap cukup ko untuk biaya hidup di Belanda. 

Setelah dikurangi untuk pembayaran tuition fee, living cost yang diterima perbulannya sekitar 550 euro. Living cost terbesar yang harus saya keluarkan adalah untuk kostan yang di kota saya tinggal Leeuwarden biaya costnya sekitar 350-480 euro per bulan. Pihak Twente biasanya menyesuaikan kostan kita dengan jumlah beasiswa yang kita terima ko. Jadi kalau dirasa kemahalan bisa minta dipindahkan sebelum kita sampai di Belanda yaaa. Sisa uang kost untuk biaya makan sehari-hari. Untuk lebih menghemat dan menjaga kehalalan saya harus memasak sendiri dengan pengeluaran perminggunya 25 euro (ini buat saya yang termasuk royal soal makanan dan cemilan). Teman saya ada yang cuman 10 euro saja loh pengeluaran perminggunya. Kalau kebetulan kota tempat kita tinggal adalah kota besar biaya hidup tentunya lebih mahal lagi yaa dengan perbedaan sekitar 5-10 euro perminggunya. Terakhir untuk jalan-jalan, sebelum jalan-jalan harus hemat-hemat makanan yaa guys. Tapi karena saya tidak bisa hemat di makanan, sebelum berangkat dapat sedikit tambahan dana dari Orang Tua yang bisa dipakai jalan-jalan ke negara-negara yang dekat. Lumayan lah. hhehe.

Biasanya permasalahan beasiswa itu keterlambatan dana yang diterima oleh mahasiswa, Alhamdulillah lagi saya tidak pernah merasakan deg-degan menunggu transferan. Jadi sehari sebelum berangkat ke Belanda, seluruh living cost dibagikan kepada mahasiswa. Hal ini berarti kita yang harus atur sendiri pengeluaran per bulan kita. Jangan sampai tidak terkontrol dan dihabiskan di awal-awal kedatangan. hhoho. Untuk tuition fee akan dikirimkan kepada kita ketika kita sudah berada di Belanda, dulu sekitar bulan Desember atau Januari. Penerimaan tuition fee ini berbeda-berbeda tergantung kampus di Belanda mintanya kapan yaaa. 

Akhir kata saya mau mengucapkan Terimakasih kepada Beasiswa Unggulan BPKLN Kemendiknas karena sudah menjadi jalan yang disiapkan Allah buat saya. Saya juga mau mengucapkan Terimakasih kepada Bu Tuten dan kawan-kawan (TU dari PSMIL Unpad) yang sangat-sangat membantu lancarnya penerimaan beasiswa saya. #terharu. Maaf saya termasuk mahasiswa yang sering menyusahkan kampus Unpad dan Twente. #cry

-E.S-





You May Also Like

0 comments